Mbah Warti, nama panggilan kecil yang biasa di pakai masyarakat Gagaan untuk memanggil namanya. Setelah sekian lama tidak ketemu sempat ragu apakah benar itu mbah Warti, oh.. ternyata benar langsung saja saya samperin dan sapa mbah Warti dan untungnya beliau juga masih mengenali saya.
Saya percaya pertemuan-pertemuan seperti ini bukanlah suatu kebetulan saja dan saya ngeeh (sadar) begitu malunya ketika melihat sosok mbah Warti yang sudah berumur 80an masih giat bekerja. Lalu bagaimana dengan yang muda-muda ini...?? Satu tamparan yang cukup-cukup mengganggu pikiran saya sampai sekarang. Mbah Warti biasa setiap kali musim panen seperti ini, siang hari mengais-ngais sisa-sisa padi hasil panen pagi dan sore hari biasanya berjualan ikan air tawar hasil orang memancing. Melihat kondisi fisiknya mungkin boleh di kata sudah lanjut usia namun semangatnya luar biasa.
Bagi saya contoh hidup seseorang masing-masing memiliki arti dan makna berbeda, cara berpikir, perilaku, kemauan seseorang 'kerja keras' menjadi salah satu teladan ilmu yang patut di tiru kalau boleh juga ditularkan ke orang lain, hehe.. Intinya adalah setiap tindakan dan keputusan yang sudah di ambil sudah jauh-jauh dipikirkan dampak dan akibatnya. Kembali lagi ke topik utama, kebiasaan mbah Warti mungkin bisa di bilang biasa-biasa saja dan bukan sesuatu berlebihan, karena umumnya juga para ibu-ibu buruh tani juga melakukan hal yang sama 'ngasak padi'. Kelihatan sederhana dan gampang tetapi untuk mendapatkan 3 sampai 5 kilo sehari gabah padi hasil ngasak bukan urusan mudah.
Yuk, buat teman-teman semuanya mari kita bersama-sama; belajar mandiri, belajar menghargai waktu, dan belajar mendisiplin diri. Tidak membuang kesempatan dan berlatih diri mengenali lingkungan sekitar kita. Jangan jenuh-jenuh belajar ya.. :) sekian dan salam dari Wong Tani.
Saya percaya pertemuan-pertemuan seperti ini bukanlah suatu kebetulan saja dan saya ngeeh (sadar) begitu malunya ketika melihat sosok mbah Warti yang sudah berumur 80an masih giat bekerja. Lalu bagaimana dengan yang muda-muda ini...?? Satu tamparan yang cukup-cukup mengganggu pikiran saya sampai sekarang. Mbah Warti biasa setiap kali musim panen seperti ini, siang hari mengais-ngais sisa-sisa padi hasil panen pagi dan sore hari biasanya berjualan ikan air tawar hasil orang memancing. Melihat kondisi fisiknya mungkin boleh di kata sudah lanjut usia namun semangatnya luar biasa.
Bagi saya contoh hidup seseorang masing-masing memiliki arti dan makna berbeda, cara berpikir, perilaku, kemauan seseorang 'kerja keras' menjadi salah satu teladan ilmu yang patut di tiru kalau boleh juga ditularkan ke orang lain, hehe.. Intinya adalah setiap tindakan dan keputusan yang sudah di ambil sudah jauh-jauh dipikirkan dampak dan akibatnya. Kembali lagi ke topik utama, kebiasaan mbah Warti mungkin bisa di bilang biasa-biasa saja dan bukan sesuatu berlebihan, karena umumnya juga para ibu-ibu buruh tani juga melakukan hal yang sama 'ngasak padi'. Kelihatan sederhana dan gampang tetapi untuk mendapatkan 3 sampai 5 kilo sehari gabah padi hasil ngasak bukan urusan mudah.
Yuk, buat teman-teman semuanya mari kita bersama-sama; belajar mandiri, belajar menghargai waktu, dan belajar mendisiplin diri. Tidak membuang kesempatan dan berlatih diri mengenali lingkungan sekitar kita. Jangan jenuh-jenuh belajar ya.. :) sekian dan salam dari Wong Tani.
Semangat Hidup Bekerja Mbah Warti
4/
5
Oleh
Sugiyono